Rahim Pengganti

Bab 123 "Kepulangan Carissa"



Bab 123 "Kepulangan Carissa"

0Bab 123     

Kepulangan Carissa     

Hari ini rencananya Carissa dan Baby Ryu akan pulang ke rumah, kondisi kedua nya juga sudah stabil. Apa lagi si kecil Ryu, anak itu tidak lagi tidur di ruangan bayi. Sejak pertama kali, bersama dengan bundanya Ryu sudah tidak mau kembali lagi ke sana. Jika di bawa ke sana cukup lama, Baby Ryu pasti akan menangis mencari keberadaan sang bunda. Terlihat sudah sikap posesif yang, diberikan oleh Baby Ryu kepada bundanya.     

Hal itu juga membuat Melody sering menangis, anak kecil itu cemburu melihat sang bunda yang selalu dekat dengan adiknya. Sedangkan dengan dirinya tidak membuat, Melody si anak manis itu sering mencari cari cara supaya juga diperhatikan.     

"Sini biar Mas yang gendong Ryu, kamu ke Melody aja dulu, anak kamu itu kalau udah gini lama ngambeknya," ucap Bian. Carissa menganggukan kepalanya dan langsung menyerahkan Ryu, dan berjalan mendekati sang anak yang duduk di sofa samping tempat tidur Caca, Melody hanya diam di sana. Tapi Caca dan Bian tahu, jika anaknya itu sedang tidak baik baik saja.     

"Kakak lagi main apa?" tanya Carissa. Melody mengangkat kepalanya, lalu menatap ke arah sang bunda dengan tatapan yang hampir meneteskan air mata.     

Melody menggelengkan kepalanya anak itu lalu fokus dengan mainan yang di pegang. Boneka berwarna ungu itu selalu, menjadi teman dan dibawa kemana mana oleh Melody.     

Carissa dan Bian saling menatap, nasib memiliki anak yang jaraknya tidak jauh memang sulit. Keduanya harus berbagi waktu dan perasaan supaya bisa mengontrol semuanya. Bahkan untuk bernafas saja, sepertinya saat ini Carissa sudah tidak sanggup lagi.     

Sebagai seorang ibu, Carissa mulai melakukan semuanya. Membujuk Melody yang sedang ngambek sangat sulit, berbeda saat dulu belum memiliki adik. Rasa cemburu anak itu sangat tinggi, dan disini lah Carissa dan Bian harus belajar supaya bisa mengendalikan diri.     

"Kakak kita makan puzzle mau?" tawar Carissa. Melody kembali menatap ke arah sang bunda matanya berkedip mendengar kata Puzzle. Seketika anak itu langsung menganggukkan kepalanya. Carissa bisa bernafas lega akan hal itu, gadis kecil nya itu akhir nya bisa diajak berbicara.     

Melody tidak lagi memasang wajah cemberut, anak itu sudah mulai aktif seperti biasanya. Meskipun sesekali, diri nya terlihat manja dengan sang bunda, dan untung juga Ryu tidak rewel, bayi laki laki sangat anteng berada dalam dekapan sang ayah.     

"Belum bangun Mas?" tanya Caca.     

"Belum, dia masih tidur nih," jawab Bian.     

"Kakak. Bunda mau tanya sesuatu sama kak, boleh?" tanya Carissa. Melody menatap ke arah bundanya sambil menganggukkan kepala dan berkata. "Apa bunda," ucapnya dengan begitu cepat. Senyum di wajah, Carissa terbit wanita itu mengusap kepala Melody penuh kasih sayang.     

"Kakak happy punya adek?" tanya Carissa pelan. Wanita itu sedang mencoba membuka komunikasi yang baik kepada Melody, dirinya tahu bagaimana posisi Melody saat ini. Merasa jika, tidak di ingat, tidak di sayang, bahkan seolah tidak dipedulikan lagi. Padahal itu semua tidak mungkin, di usianya sekarang wajar saja jika Melody berpikiran seperti dirinya tidak disayang, meskipun Melody tidak berbicara terlihat dari sikapnya yang lebih diam     

"Kakak suka ada adek. Kakak happy, cuma kakak takut bunda sama ayah gak sayang sama kakak," ucap Melody. Mendengar hal itu membuat Bian, mendekati sang anak.     

"Kenapa kakak bisa bilang seperti itu?" tanya Carissa.     

"Kakak lihat tadi ibu ibu di sana, lebih sayang sama adek yang digendong. Anak yang jalan di seret karena jalan nya lama. Kakak gak mau seperti itu, kakak takut," jelas Melody.     

Hati ibu mana yang tidak sedih, mendengar ucapan itu. Carissa memeluk anaknya itu, wanita itu menjelaskan apa yang dilihat oleh anak itu, Carissa juga mengatakan bahwa semuanya tidak akan seperti itu, karena ayah dan bundanya akan selalu sama tidak akan pernah berubah.     

Sedikit demi sedikit, Carissa mulai menjelaskan beberapa hal mengajarkan Melody untuk bisa mengerti tentang banyak hal. Kedua nya memang harus berperan aktif supaya sang anak bisa mengerti bahwa apa yang dilihat tidak selamanya benar.     

***     

Siang harinya, Melody sudah mau bercengkrama dengan sang anak. Bahkan anak kecil itu, tidak mau jauh dari adeknya.     

"Bunda Kakak aja," jawab Melody. Anak kecil yang sebentar lagi berusia tiga tahun, itu sungguh mandiri.     

"Kakak bisa dorong nya?" tanya Bian. Melody menganggukkan kepala nya, kedua nya saling menatap memberikan kode satu dengan lainnya lalu membiarkan Melody mendorong troller sang adik tapi tetap Carissa mengawasinya dari belakang. Melihat hal itu membuat Bian sangat bahagia, anak anaknya begitu akur terlihat Melody begitu menyayangi Ryu.     

***     

Bian sudah mengatakan kepada semuanya, jika mengajak Ryu bermain Melody juga di ikut sertakan, supaya anak itu tidak merasa jika dirinya dilupakan, dan syukurlah semuanya bisa mengerti.     

Seperti saat ini, Siska sedang menggendong Ryu dan Elang dengan sigap memangku Melody, supaya anak itu tidak cemburu. Sama hal dengan beberapa teman Bian yang, memberikan hadiah untuk Ryu, Bian langsung memberikan pengertian kepada anak gadisnya bahwa dulu ketika dia seusia Ryu, juga mendapatkan banyak hadiah.     

Ryu yang tadi tidur dengan nyenyak, jadi terganggu karena suara dari Tante Elsa yang begitu besar.     

"Tante suaranya. Astaga," ucap Bian kesal. Sedangkan Elsa hanya tersenyum kaku, wanita itu sangat bahagia saat melihat Ryu sudah berada di rumah. Karena saat di rumah sakit, tidak bisa bebas untuk mengunjungi bayi lucu yang berhasil mengikat semua orang di sana.     

"Hai anak cantik. Oma cantik bawa mainan buat kakak," ucap Tante Elsa. Melody yang melihat hal itu langsung mendekati Tante Elsa gadis kecil itu sangat bahagia.     

"Tapi Kakak gak lahir lagi Oma cantik, jadi kenapa dikasih hadiah," ucap Melody dengan polosnya. Tante Elsa terdiam, wanita itu menoleh ke arah Carissa hanya bisa mengulum senyum mendengar setiap pertanyaan aneh dari anaknya.     

Sedangkan Bian sudah tertawa keras, karena Tante Elsa yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari anaknya itu.     

"Hadiah ini untuk kakak karena sudah jadi kakak yang baik untuk adek. Makanya Oma cantik kasih kado," jelas Om Arga. Mendengar jawaban itu membuat Melody mengucapkan terima kasih, jika sudah seperti ini itu artinya Melody mengerti.     

Elsa menoleh ke arah suaminya yang tersenyum menatapnya, rasanya saat ini Elsa ingin memeluk suaminya itu namun, tidak mungkin bisa bisa dirinya diejek oleh sang keponakan.     

Semuanya masih fokus dengan Ryu dan juga Melody, mereka tidak peka akan keadaan di sekitar ada beberapa motor yang berjalan mondar mandir di depan rumah Bian, entah siapa mereka yang jelas beberapa orang suruh Bian yang menyebar di dekat rumahnya sudah mulai curiga.     

Brak!!     

Suara benda jatuh terdengar sangat jelas, Xavier membanting semua barang barang yang ada di sana. Laki laki itu sangat kesal dengan keadaan yang terjadi, diri nya berulang kali mencoba menemui Siska namun, selalu gagal bahkan wanita itu dengan terang terangan tidak menyukai setiap kali Xavier datang mendekat.     

Ceklek     

Pintu kamar itu terbuka, membuat Xavier menoleh ke arah pintu di sana ada Dellon yang berdiri mainan di tangannya, Xavier melirik ke arah jam yang ada di sana. Terlihat jelas sudah lewat waktu tidur anaknya itu tapi kenapa Dellon tidak tidur juga.     

"Daddy!!" panggil Dellon anak itu lalu masuk ke dalam kamar, dan mulai berjalan menuju papinya. Beberapa barang yang berserakan di sana dijauhkan oleh kakinya.     

Xavier mematung dan menunggu sang anak datang mendekat ke arah dirinya.     

"Kenapa belum tidur son," ujar Xavier.     

"Mau tidur sama Daddy," jawab Dellon dengan ekspresi wajah yang sudah mengantuk. Anak itu, terlihat sangat lelah. Xavier segera menggendongnya dan membawa Dellon naik ke atas tempat tidur.     

Kedua pasangan anak dan ayah itu, membaringkan dirinya disana. Xavier memeluk anaknya itu dengan penuh kasih sayang. Tiba tiba sebuah ide licik muncul di kepala Xavier saat ini sehingga pria itu seperti terlihat sangat senang dan bahagia.     

Keesokan paginya, masih dengan kerepotan sebagai seorang ibu dua anak. Setelah menjelang subuh Ryu bangun dan mengajak Bunda nya begadang barunya setelah menyusu cukup lama anak itu tertidur kembali. Carissa yang ini kembali tidur, diurungkan ketika melihat anak gadisnya sudah terbangun.     

"Kakak udah bangun? Minum air putih dulu ya," ucap Caca. Melody menganggukkan kepalanya, gadis itu langsung menerima gelas yang diberikan kepadanya.     

"Sudah bunda. Makasih," ucapnya. Setelah itu, Carissa mengajak Melody untuk mandi dan untunglah anaknya itu mau. Karena sangat sulit membujuk Melody untuk mandi di pagi hari yang cerah ini.     

Tidak membutuhkan waktu lama Melody sudah siap dengan baju warna pink nya, tadi anak kecil itu sudah request untuk memakai baju tersebut. Karena baju itu dibelikan oleh Oma bunda, Melody memanggil bunda Iren dengan sebutan Oma bunda.     

"Kakak cantik sekali. Ayo kita turun, biar Oma bunda lihat baju sudah di pakai sama kakak," ujar Carissa.     

Melody dan Carissa melangkahkan kakinya namun, anak itu lalu mengurungkan niatnya saat teringat akan sesuatu.     

"Kenapa sayang?" tanya Carissa. Wanita itu lalu mensejajarkan dirinya dengan sang anak, lalu Melody menoleh ke arah tempat tidur. "Adek Ryu, ditinggal bunda," ucapnya dengan nada polos. Mendengar hal itu, membuat Carissa tersenyum anaknya itu selalu tidak mau jauh dari adiknya.     

"Adek Ryu, lagi bobok. Kakak sama bunda ke bawa aja ya," jelas Carissa. Anak kecil itu, menganggukkan kepalanya, lalu mereka berdua berjalan menuju luar.     

Senyuman di antara kedua nya tidak pernah luntur, selalu saja memberikan vibes yang begitu positif untuk orang yang melihat mereka.     

Di lantai bawa sudah ada bunda Iren bersama dengan Tante Elsa yang sedang berbincang di sana melihat hal itu membuat, Carissa langsung menghampiri kedua wanita tersebut.     

"Pagi Bund, pagi Tan," sapa Carissa. Keduanya menoleh ke arah Caca dan membalas sapaan pagi yang wanita itu. Melody yang sudah tampil cantik, juga tak lupa untuk di sapa.     

Melody sangat bahagia ketika bunda Iren, mengatakan bahagia melihat dirinya menggunakan pakaian tersebut.     

"Makaosh Oma bunda," ucapnya.     

"Sama sama sayang."     

Ketika wanita itu lalu, bercengkrama bersama. Carissa banyak mendengar petuah yang diberikan oleh bunda Iren mengenai makanan supaya ASI nya lancar, karena biasanya bayi laki laki lebih banyak meminum ASI nya. Carissa menganggukkan kepalanya, mendengarkan setiap saran yang diberikan oleh bunda Iren.     

###     

Selamat membaca dan terima kasih. Sehat buat kita semua nya yaa. Love you guys.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.